Minggu, 10 Mei 2015

penetapan kadar asam bebas pada pupuk ZA

                                PENETAPAN KADAR ASAM BEBAS PADA PUPUK ZA

                                                             Lembar pengesahan :



                                               LAPORAN LENGKAP

Nama                       : MUNAWWARAH

NIS                           : 124845

Kelas / Kelompok   : III.B / B.2.1

Tanggal praktikum   : 19 maret 2015

Judul Penetapan       : Penetapan Kadar Asam Bebas pada pupuk ZA

Tujuan Penetapan     : Untuk Mengetahui Kadar asam bebas pada pupuk ZA

Dasar prinsip              : keasaman bebas dapat ditentukan dengan cara titrasi langsung dengan larutan NaOH 0,1 M dengan indikator MM:MB

Landasan Teori  :   
    
                  
"PUPUK ZA"
Pupuk Za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen danbelerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda ‘zwavelzure ammoniak’, yang berarti Ammonium Sulfat (NH4SO4).
Ammonium Sulfat bila dalam keadaan murni berwarna putih garam dengan bentuk kristal. Wujud pupuk ini juga berbentuk butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk Urea. Namun dalam perdagangannya, Ammonium Sulfat berwarna putih dan tergantung pada bahan pencampur yang terkandung didalamnya seperti kelabu, kemerah-merahan, kekunung-kuningan, biru tua atau bahkan kadang berwarna semu Ammonium Sulfat karena adanya kandungan H2SO4 bebas, garam-garam mineral dan uap air.
Karena ion Sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.
Reaksi kerja pupuk Za agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber Sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.Pupuk Za yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada pembuatannya.
Ammonium sulfat merupakan jenis pupuk nitrogen yang paling sering dipakai dalam perdagangan karena hidrolisa ion NH4+ ini sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.
Banyak proses yang digunakan dalam produksi Ammonium Sulfat, penggolongannya tersebut berdasarkan atas bahan baku yang digunakan, proses-proses tersebut diantaranya:
  1.      Proses yang menggunakan bahan baku (by product) dari pembuangan gas Kokas.
  2.   . Proses konversi Kalsium Sulfat alam (gibs) atau Kalsium Sulfat by produk(yang diambil dari pabrik asam Phosphate).


c.             Proses dengan reaktan murni, seperti Ammonia yang diperoleh dari Ammonia plant dan Asam Sulfat dari pross kontak. Pada proses dengan reaktan murni ini, ada bermacam-macam prosesnya.
Proses dasar cyclenya sama tetapi untuk menyatukan perbedaan secara teknis diperlukan suatu proses penyempurnaan. Yaitu dengan adanya proses netralisasi antara Ammonia dan Asam Sulfat lalu terjadi kristalisasi dengan tekanan vakum. Netralisasi akan terjadi pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila operasi dilangsungkan pada tekanan atmosphere.
  •            Kandungan pupuk Za


Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
  •            Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)


Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:
  1.      Nitrogen minimal 20,8%
  2.      Belerang minimal 23,8%
  3.      Kadar air maksimal 1%
  4.      Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
  5.      Bentuk kristal
  6.      Warna putih

  •           Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
  1.          Tidak higroskopis
  2.          Mudah larut dalam air
  3.          Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
  4.          Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
  5.          Dapat dicampur dengan pupuk lain
  6.          Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
  7.          Meningkatkan produksi dan kualitas panen
  8.          Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
  9.          Memperbaiki rasa dan warna hasil panen


  •    Cara Penggunaan Pupuk Za


                  Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
 Alat dan Bahan :
     Alat :
          - Erlenmeyer 250 ml
          - Buret
          - pipet tetes
          - labu semprot 
          - Neraca digital
     Bahan  :
        - pupuk ZA
        - indikator MM : MB (1:1)
        - NaOH 0,0960 M

 Cara Kerja :
      1. Ditimbang 5 gram contoh Kedalam Erlenmeyer
      2. Dilarutkan dengan 100 ml air suling
      3. Ditambahkan Indikator MM : MB (1:1)
     4. Dititar dengan NaOH 0,0960 M sampai larutan berubah menjadi warna HIjau 

 pengamatan  :
    *bobot sampel  : 5,0045 gram
    *volume penitar  : 2,99 ml
    *Indikator yang digunakan  : MM:MB (1:1)
 Perhitungan :


    Kadar asam bebas = V NaOH × N NaOH × Bst H2SO4  ×100%             
                                                    mg Contoh  
                              =   2,99 ml x 0,0960 mmol/ml x 98 mg/mmol   x 100%
                                                     5004,5 mg
                              =  28,12992  x 100 %
                                   5004,5
                              = 0,56 % 
 kesimpulan :
          Dari hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh kadar asam bebas pada pupuk ZA sebanyak 0,56 %
                                   

  Daftar Pustaka : 
    *http://kimiaterpadusmakma201429.blogspot.com/2014/03/penetapan-kadar-asam-bebas-dalam-pupuk.html  

PENETAPAN KADAR P2O5 YANG LARUT DALAM AIR PADA PUPUK NPK


                           PENETAPAN KADAR P2O5 YANG LARUT DALAM AIR 
PADA PUPUK NPK
 
                                                                Lembar pengesahan :



                                LAPORAN LENGKAP



Nama                                 : MUNAWWARAH


Kelas/Nis                         :  III.B / 124845


Kelompok                        :  B.2.1


Tanggal  praktikum     :  19 Maret 2015     


Judul Penetapan            :   Penentuan Kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK


Tujuan Penetapan          :   Untuk mengetahui kadar  P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK


Dasar Prinsip                   : Sampel diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl, lalu  dipijarkan.




Reaksi                            :







Landasan Teori  :
     Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kada 
 P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, 
 Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, 
Kalimantan, dan Irian Jaya.
          Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat 
guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur 
uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan 
fosfat.Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total 
diketahui.
          Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor 
terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. 
Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik 
terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis 
dan mengendap di sedimen. 
         Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam 
ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan 
nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang 
tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat 
terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. 
Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel 
organisme air. 
           Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau 
danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan 
penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri 
logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa 
makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis 
karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). 
Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem 
perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan 
terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, 
pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat 
mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem 
perairan.
            Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk,dan 
secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga 
diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup 
Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan 
perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai 
pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor adalah perputaran 
bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya perputaran kalsium. 

             Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur 
fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat dalam 
tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah 
dan dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya /pertumbuhannnya. 
Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta detergen limbah rumah 
tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. 
Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menujuke 
laut atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.
 
PUPUK TSP

    Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk
pertanian. TSP artinyatriple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk
ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses.
Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat
hasil proses sebelumnya.

  Pupuk SP-36 merupakan hasil reaksi antara BP dengan asam sulfat, bersifat tidak higroskopis dan
larut dalam air sehingga cepat tersedia bagi Pupuk SP-36 merupakan pilihan terbaik untuk
memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor karena keunggulan yang dimilikinya,
kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat
dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air, sehingga dapat
disimpancukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.

    Meningkatnya perkembangan pertanian saat ini mulai bergerak kearah penggunaan pupuk yang
ramah lingkungan sehingga mampu mengembalikan danmeningkatkan kemampuan tanah untuk
memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanamanselama pertumbuhan.

   Dengan mengetahui proses pemupukan yang tepat, maka perlu dilakukan pengkajian penelitian
tentang analisis bahan pupuk dari sumber pupuk SP-36 dari berbagai produk di pasaran. Pupuk
yang akan dipasarkan untuk keperluan sektor  pertanian harus memenuhi standar mutu dan
terjamin efektivitasnya serta wajib didaftarkan kepada Direktorat Pupuk.

    Dalam rangka mendukung terlaksananya pengujianmutu dan uji efektivitas ini diperlukan adanya
standarisasi metode pengujian berupa petunjuk teknis metodologi pengujian efektivitas pupuk pada
praktikum analisis bahan pertanian dan lingkungan yang berjudul Analisis Nitrogen, Fosfor, Sulfur
dan Besi dari Bahan Pupuk SP-36 Fosfor merupakan unsur hara esensial.

       Tanaman membutuhkan fosfor yang cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fosfor
memiliki peranan penting dalam tanaman,yaitu berperan dalam proses fotosintesis, respirasi,
membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan serta berperan dalam
 pembelahan dan pembesaran sel.

     Pupuk SP-36 mengandung 36% fosfor dalam bentuk dan dalam jumlah makro. Pupuk
SP-36 berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Pupuk SP-36 memiliki beberapa keunggulan, yaitu
Kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitusebesar 36%.

    Unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnyalarut dalam air. Tidak
bersifat higroskopis, sehingga dapat disimpan cukup lama dalamkondisi penyimpanan yang baik.
Karena peranan fosfor sangat penting pada tanaman,maka perlu dilakukan analisis fosfor
pada pupuk SP-36.
Cara penggunaan pupuk SP 36 

     Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai pupuk dasar. Sedangkan 

untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir musim hujan atau segera setelah panen



     Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk 
pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini 
sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada 
pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil 
proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai berikut:
           Ca3(PO4)2CaF  +  H3PO4 --> Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 + HF

PUPUK PHONSKA / PUPUK MAJEMUK NPK (SNI 02-2803-2000)


Spesifikasi
  1. Nitrogen (N) : 15%
  2. Fosfat (P2O5) : 15%
  3. Kalium (K2O) : 15%
  4. Sulfur (S) : 10%
  5. Kadar air maksimal 2%
  6. Bentuk butiran
  7. Warna merah muda
  8. Dikemas dalam kantong bercap kerbau emas dengan isi bersih 50 dan 20 kg. 

  9. Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk PHONSKA
  10. Higroskopis
  11. Mudah larut dalam air
  12. Mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus
  13. Kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata
  14. Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman
  15. Sesuai untuk berbagai jenis tanaman
  16. Meningkatkan produksi dan kualitas panen
  17. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
  18. Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung butir hijau daun
  19. Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik
  20. Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah kandungan protein
  21. Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko rebah
  22. Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian
  23. Meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan penyim-panan.
  24. Memperlancar proses pembentukan gula dan pati.



Alat & Bahan                                    :

v   Alat             
v Gelas Piala 100 , 300 ml
v Gelas Ukur 10 ml
v Neraca Digital
v Kaki Tiga
v Corong 
v Pengaduk 
v Cawan Porselin
v Tanur 
v Eksikator
v Kertas Saring

v Bahan            
v Pupuk NPK
v Aquadest Panas
v NH4Cl 2M
v Campuran Magnesia
v HCl 1:1
v IndikatorMM:MB (1:1)
v NH4OH (1:10) & (1:20)

Cara Kerja                           : 
1.     Ditimbang pupuk NPK + 3 g.
2.     Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
3.     Saring dengan kertas saring berlipat.
4.     Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
5.     Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL.
6.     Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
7.     Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan
         berwarna merah muda seulas.
8.     Didinginkan dalam es
9.     Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
10.   Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
11.   Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang hingga bobot tetap.
12.   Menghitung kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK


Pengamatan                       :
1.     Bobot cawan kosong          :  26,6622 Gram
2.     Bobot cawan + abu            :  27,0631 Gram
3.     Bobot Abu                          :  0,4009 Gram
4.     Bobot sample                     :  3,0056 Gram

Perhitungan                           :

Kadar  P205         =   Mr P2O5/Mr Mg2P2O7 x Bobot abu  X 100%
                                                         g Sampel
                  
                               =   142/222 x 0,4009 g  X 100%
                                              3,0056  g

                               = 8,53 %

Kesimpulan                   : 
dari hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK sebanyak 8,53 %
         
      



penetapan kadar amonia bebeas pada pupuk urea

                              PENETAPAN KADAR AMONIA BEBAS PADA PUPUK UREA

                                                          lembar pengesahan :



                                                LAPORAN LENGKAP



Nama                         :  MUNAWWARAH


NIS                             :  124845


Kelas  / kelompok     : III.B/B.2.1


Tanggal praktikum    : 19 Maret 2015


Judul Penetapan          : Penetapan Kadar Amonia Bebas Pada Pupuk Urea


Tujuan Penetapan        : Untuk mengetahui kadar amonia bebas pada pupuk urea 


Dasar Prinsip               : Sampel dianalisa dengan metode volumetri dimana larutan 
sampel dititar dengan larutan standar asam (HCl)


Landasan Teori            :



“Amonia”     
                Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum.[5] Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.[5] Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin.[6]
                Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C).[7] Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.
               Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25).

“Nitrat “

        Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut didalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang sangat penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter (Effendi, 2003).

        Nitrat merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonversi menjadi protein. Proses konversi yaitu: NO3- + CO2 + tumbuhan + cahaya matahari → protein

        Nitrat dalam tanah diperlukan tanaman untuk pertumbuhan. Lebih dari 90% N diserap tanaman dalam bentuk nitrat. Sumber N adalah pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. (pupuk kimia). Nitrogen dalam kedua jenis pupuk tersebut adalah bentuk ammonium ( NH4+). Dan kemudian cepat diubah menjadi nitrat dalam tanah.

       Oleh karena itu, pemberian pupuk yang berlebihan akan meningkatkan kandungan nitrat dalam tanaman. Pembuangan kotoran kandang terus menerus tanpa melalui saluran khusus ke dalam tanah akan mengakibatkan peningkatan ammonia dalam tanah. Selanjutnya melalui nitrifikasi terjadi pemebntukan nitrat-nitrit dari ammonia dalam tanah yang kemudian diserap oleh tanaman ( Cassel dan Barao,2000).

·         Sifat Fisik dan Struktur Kimia Senyawa Nitrat dan Nitrit
        Nitrat dibentukm dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui proses kataitik.Nitrit merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen bentuk pertengahan dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit merupakan komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen. Nitrat mengikat tiga atom oksigen dan nitrit mengikat dua atom oksigen.
         kondisi yang normal baik nitrit ataupun nitrat adalah komponen yang stabil.Tetapi dapat meledak pada suhu tinggi. Biasanya karena adanya ion klorida, bahan metal, bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Apabila kebakaran tempat penyimpanan nitrat atau nitrit sangat berbahaya karena dapat menjadi gas beracun. Bentuk dari nitrat dan nitrit tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bersifat higroskopis (Sutiyoso, 2009).

·         Sumber Nitrat
        Nitrat berasal dari nitrogen yang bersumber dari pupuk pertanian . Pupuk jenis urea dan NPK mengandung nitrogen yang sangat tinggi. Unsur Nitrogen sangat diperlukan dalam jumlah yang besar untuk pembentukan protein, sintesis klorofil dan proses metabolisme. Kekurangan nitrogen akan mengurangi efisiensi pemanfaatan matahari serta serapan unsur hara sehingga mengakibatkan tanaman tidak tumbuh sempurna (Sutiyoso, 2009).
       Pada daerah pertanian ammonia yang dihasilkan oleh kotoran hewan, sebagian akan naik ke atsmosfer dan sebagian dikonversi oleh mikroba tanah menjadi nitrat yang larut dalam air. Karena nitrat sifatnya mudah bergerak sehingga merupakan polutan utama didalam air. Secara alami nitrat didalam air tanah sangat kecil. Akan tetapi kegiatan pertanian, peternakan, ataupun limbah domestik unsur tersebut dijumpai dalam jumlah yang besar(Tupamahu,1997).
Menurut Steenvooden (Ompusunggu, 2009) didalam air kandungan nitrat berasal dari kegiatan limbah industri, septik tank,limbah kotoran hewan, dan limbah dari alat angkutan air seperti kapal dan perahu.
·         Nitrifikasi
Peristiwa terbentuknya nitrat dan nitrit di tanah dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan bakteri Nitrococus.
- Bakteri nitrococcus adalah sebagai bakteri pengubah ammonia menjadi nitrit. Prosesnya adalah sebagai berikut:
 2NH3- +3O2 → 2NO2 - + 2H+ + 2H2O
- Bakteri nitrobacter adalah sebagai bakteri pengubah nitrit menjadi nitrat. Prosesnya yaitu :
 2NO2- + O2 → 2NO3-

Ada beberapa parameter yang mempengaruhi proses Nitrifikasi.Parameter yang mempengaruhi proses nitrifikasi (Novotny dan Olem, 1994) adalah :
1. Pada oksigen terlarut < 2 mg/liter, reaksi akan berjalan lambat 
2. Nilai pH yang optimumadalah 8-9
3. Bakteri yang melakukan nitrifikasi menempel pada sediment dan pada bahan padatan

    lain                                                                                                                     4.Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat daripada bakteri heterotof    5. Suhu optimum proses nitrifikasi adalah 200C - 250C
        Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu nitrat dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai akan mengubah nitrat yang berbentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu nitrat juga dapat diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Dan bakteri di lingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen. 
           
            Nitrit juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena efek vasoliditsinya. Gejala klinis yang timbul seperti nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, dan sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus ringan sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membrane mukosa. Pada keracunan yang berat dapat menyebabkan koma atau tidak sadar, kejang (Ruse M.1999). 
Alat dan Bahan  :


Alat :
- Erlenmeyer 250 ml
- Neraca digital
- spatula
- labu semprot
- pipet tetes
- buret


Bahan  :
- pupuk urea
- indikator MM : MB (1:1)
- HCl 0,02 N
  cara kerja :
     1. Ditimbang 5 gram contoh ke dalam erlenmeyer

     2. Dilarutkan dengan 100 ml air, lalu ditambahkan indikator MM:MB (1:1)

     3. Dititar dengan HCl 0,02 N hingga titik akhir (hijau menjadi biru)
     4. volume hasil penitaran dicatat



Pengamatan  :



* Bobot Sampel  : 5,0011 gram

* volume Penitar : 7,65 ml
* BST amonia       : 17 mg/meq


Perhitungan   :



Kadar NH3     = V HCl × N HCl × Bst NH3     x 100%             

                                   mg Contoh


                    = 7,65 ml x 0,02 meq/ml  x 17 mg/meq  x 100%

                                         5001,1 mg
                     
                     =  2, 601    x100%
                          5001,1
                     
                     =  0,05  %



Kesimpulan  :

                  Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kadar amonia bebas pada pupuk urea adalah 0,05 %
                                           



  Daftar Pustaka :

* http://kimiaterpadusmakma201429.blogspot.com/2014/03/penetapan-kadar-amonia-bebas-dalam.html