bilangan
saponifikasi (angka penyabunan )
Nama/nis = Munawwarah/124845
Kelas/kelompok = 3.B/B2.1
Tanggal mulai = 18 september 2014
Tanggal selesai = 18 september 2014
Judul penetapan = PENENTUAN
BILANGAN PENYABUNAN
Tujuan = Menentukan
angka penyabunan dari lemak atau minyak
Dasar prinsip = Contoh minyak kelapa di sabunkan
dengan KOH-Alkohol berlebih. Kelebihan KOH di titar dengan HCl menggunakan indikator PP.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lipid merupakan senyaawa organik berlemak atau berminyak yang tidak larut dalam air yang dapat diekstrak dari sel atau jaringan tumbuhan dan hewan dengan menggunakan pelarut nonpolar seperti klorofom dan eter. Lipid terdapat di dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak, memiliki peranan penting dalam proses penting dalam metabolisme secara umum.
Beberapa kelas lipid antara lain lemak dan minyak, terpena, steroid, dan beberapa senyawa penting lainnya. Lemak dan minyak merupakan suatu trigliserida. Pada suhu kamar lemak berwujud padatan dan minyak berupa cairan. Sebagian besar gliserida pada hewan berupa lemak dan pada tumbuhan cenderung berupa minyak. Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan pada bahan makanan dapat digolongkan menjadi beberapa yaitu penentuan kuntitatif atau penentuan kadar lemak atau minyak yang terdapat pada bahan pertanian dan olahanya, penentuan kualitas minyak (murni) sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpannya, sifat gorengnya, bau maupun rasanya. Tolak ukur kualitasnya ini termasuk angka asam lemak bebas (Free Fatty Acid atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketengikan, kadar air dan angka penyabunan.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.
Lipid merupakan senyaawa organik berlemak atau berminyak yang tidak larut dalam air yang dapat diekstrak dari sel atau jaringan tumbuhan dan hewan dengan menggunakan pelarut nonpolar seperti klorofom dan eter. Lipid terdapat di dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak, memiliki peranan penting dalam proses penting dalam metabolisme secara umum.
Beberapa kelas lipid antara lain lemak dan minyak, terpena, steroid, dan beberapa senyawa penting lainnya. Lemak dan minyak merupakan suatu trigliserida. Pada suhu kamar lemak berwujud padatan dan minyak berupa cairan. Sebagian besar gliserida pada hewan berupa lemak dan pada tumbuhan cenderung berupa minyak. Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan pada bahan makanan dapat digolongkan menjadi beberapa yaitu penentuan kuntitatif atau penentuan kadar lemak atau minyak yang terdapat pada bahan pertanian dan olahanya, penentuan kualitas minyak (murni) sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat berhubungan erat dengan kekuatan daya simpannya, sifat gorengnya, bau maupun rasanya. Tolak ukur kualitasnya ini termasuk angka asam lemak bebas (Free Fatty Acid atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketengikan, kadar air dan angka penyabunan.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.
I.2 TUJUAN
1. Menentukan angka
penyabunan dari lemak atau minyak
2. Menentukan
jumlah alkali yang dibutuhkan untuk membuat sabun
3. Menentukan
konsentrasi HCl
4. Mengetahui metode analisis angka
penyabunan (saponifikasi).
BAB II
PEMBAHASAN
Lipid adalah biomolekul organik yang
itdak larut dalam air (hidrofobik). Fungsi lipid di dalam tubuh yaitu sebagi
sumber energi, sumber bahan baku basa-basa purin dan pirimidin penyusun asam
nukleat, biosintesis asan amino tertentu dan sebagainya. Lipid bisa berada
dalam keadaan bebas maupun berikatan dengan makromelekul lain. Lipid yang
berikatan dengan protein dissebut lipoprotein. Klasifikasi dari lipid yang umum
yaitu: triasigliserol, lilin, fosfoglserida (fosfatidiletanolamin,
fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilinositol, dan kardiolipin),
spingolipida ( gangliosida, srebrosida, spingomielen), sterol dan ester asam
lemak lainnya.
Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar. Asam lemak berdasarkan sifat ikatan kimianya menjadi 2:
1.Asam lemak jenuh
2. Asam lemak tidak jenuh
Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik kualitasnya jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya. Minyak atau lemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan larutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar seperti n-Hexane, Benzene, Chloroform, dll.
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah dengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya semua bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas lipida berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua acam lipida.
Prosedur-prosedur analisa lemak dan minyak berkembang pesat, baik yang menggunakan alat peralatan sederhana maupun yang lebih mutakhir. Kemudahan analisa tersebut dimungkinkan antara lain:
a. Molekul lemak dan minyak relatif lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan dengan molekul karbohidrat dan protein.
b. Molekul-molekul lemak dan minyak dapat disintesakan di laboratorium menurut kebutuhan, sedangkan molekul protein dan karbohidrat yang kompleks, misalnya lignin belum dapat.
Hidrolisis lemak netral dalam air sangat lambat , tetapi dapat dipercepat dengan meningkatkan konsentrasi H+ atau OH-. Hidrolisis lemak netral oleh basa kuat seperti KOH dan NaOH disebut penyabunan, ion-ion karboksilat yang terbentuk dengan adanya kation akan menjadi sabun. Banyaknya miligram KOH yang dipakai untuk menyabunkan 1 gram lemak secara sempurna disebut angka penyabunan. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat moekul dari suatu lemak atau minyak. Kandungan asam lemak yang tinggi dapat berpengaruh terhadap rendahnya angka penyabunan
Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.
Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut
bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.
Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar. Asam lemak berdasarkan sifat ikatan kimianya menjadi 2:
1.Asam lemak jenuh
2. Asam lemak tidak jenuh
Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik kualitasnya jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya. Minyak atau lemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan larutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar seperti n-Hexane, Benzene, Chloroform, dll.
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah dengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya semua bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas lipida berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua acam lipida.
Prosedur-prosedur analisa lemak dan minyak berkembang pesat, baik yang menggunakan alat peralatan sederhana maupun yang lebih mutakhir. Kemudahan analisa tersebut dimungkinkan antara lain:
a. Molekul lemak dan minyak relatif lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan dengan molekul karbohidrat dan protein.
b. Molekul-molekul lemak dan minyak dapat disintesakan di laboratorium menurut kebutuhan, sedangkan molekul protein dan karbohidrat yang kompleks, misalnya lignin belum dapat.
Hidrolisis lemak netral dalam air sangat lambat , tetapi dapat dipercepat dengan meningkatkan konsentrasi H+ atau OH-. Hidrolisis lemak netral oleh basa kuat seperti KOH dan NaOH disebut penyabunan, ion-ion karboksilat yang terbentuk dengan adanya kation akan menjadi sabun. Banyaknya miligram KOH yang dipakai untuk menyabunkan 1 gram lemak secara sempurna disebut angka penyabunan. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat moekul dari suatu lemak atau minyak. Kandungan asam lemak yang tinggi dapat berpengaruh terhadap rendahnya angka penyabunan
Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.
Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut
bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.
Lemak atau
minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang
tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun
suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau
lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu
kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar.
Lemak dan
minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti
“triester dari gliserol” . Jadi lemak dan
minyak juga merupakan senyawa ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah
asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam
lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
1. Penamaan
lemak dan Minyak
Lemak dan
minyak sering kali diberi nama derivat asam-asam lemaknya, yaitu dengan cara
menggantikan akhiran -at pada asam
lemak dengan akhiran -in , misalnya :
- tristearat
dari gliserol diberi nama tristearin
- tripalmitat
dari gliserol diberi nama tripalmitin
Selain itu ,
lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan
suatu ester, misalnya:
- triestearat
dari gliserol disebut gliseril tristearat
- tripalmitat
dari gliserol disebut gliseril tripalmitat
2. Pembentukan Lemak
dan Minyak
Lemak dan
minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam pembentukannya,
trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu
molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak
(umumnya ketiga asam lemak tersebut
berbeda –beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu
molekul air .
Bila R1=R2=R3 ,
maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana (simple
triglyceride), sedangkan bila R1, R2,R3, berbeda , maka disebut trigliserida
campuran (mixed triglyceride).
3. Klasifikasi
Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak dapat dibedakan
berdasarkan beberapa penggolongan, yaitu:
a. Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap) :
Asam
lemak jenuh
Contoh-contoh dari asam lemak jenuh, antara lain:
Nama asam
|
Struktur
|
Sumber
|
Butirat
|
CH3(CH2)2CO2H
|
Lemak susu
|
Palmitat
|
CH3(CH2)14CO2H
|
Lemak hewani
dan nabati
|
Stearat
|
CH3(CH2)16CO2H
|
Lemak hewani
dan nabati
|
Asam
lemak tak jenuh
Contoh-contoh dari asam lemak tak jenuh, antara lain:
Nama asam
|
Struktur
|
Sumber
|
Palmitoleat
|
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
|
Lemak hewani
dan nabati
|
Oleat
|
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)
7CO2H
|
Lemak hewani
dan nabati
|
Linoleat
|
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H
|
Minyak nabati
|
linolenat
|
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH
(CH2) 7CO2H
|
Minyak
biji rami
|
Asam lemak
jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig
yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls
tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan
dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut
poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk
minyak.
b. Berdasarkan sifat mengering
Pengklasifiksian lemak dan minyak berdasarkan sifat
mengering
Sifat
|
Keterangan
|
Minyak tidak
mengering
(non-drying
oil)
|
- tipe minyak
zaitun, contoh: minyak zaitun,minyak buah persik,minyak kacang
- tipe minyak
rape,contoh: minyak biji rape,minyak mustard
- tipe
minyak hewani contoh; minyak sapi
|
Minyak
setengah mengering
(semi –drying
oil)
|
Minyak yang
mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji
kapas ,minyak bunga matahari
|
Minyak nabati
mengering
(drying –oil)
|
Minyak yang
mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan
berubah menjadi lapisan tebal , bersifat kental dan membentuk
sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka.
Contoh:
minyak kacang kedelai, minyak biji karet
|
c. Berdasarkan sumbernya
Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan
sumbernya.
Sumber
|
Keterangan
|
Berasal dari
tanaman (minyak
Nabati)
|
- biji-biji
palawija. Contoh: minyak jagung,biji kapas
- kulit buah
tanaman tahunan. Contoh: minyak zaitun,minyak kelapa sawit
- biji-biji
tanaman tahunan
Contoh
:kelapa,coklat,inti sawit
|
Berasal dari
hewan(lemak
hewani)
|
- susu hewan
peliharaan,contoh: lemak susu
- daging
hewan peliharaan ,contoh: lemak sapi,oleosterin
- hasil laut,
contoh: minyak ikan sardin,minyak ikan paus
|
d. Berdasarkan kegunaannya:
Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan
kegunaanya.
Nama
|
Kegunaan
|
Minyak
meneral(minyak bumi)
|
Sebagai bahan
bakar
|
Minyak
nabati/hewani
(minyak/lemak)
|
Bahan makan
bagi manusia
|
Minyak
atsiri(essential oil)
|
Untuk
obat-obatan
Minyak ini
mudah menguap pada temperature kamar,sehingga disebut juga minyak terbang
|
4. Dasar-dasar analisa lemak dan minyak
Analisa lemak
dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
Penentuan
kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang
terdapat dalam bahan mkanan atau bahan pertanian.
Penentuan
kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan
dengan proses ekstraksinya,atau ada pemurnian lanjutan , misalnya
penjernihan(refining) ,penghilangan bau(deodorizing), penghilangan
warna(bleaching). Penentuan tingkat
kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya
tahannya selama penyimpanan,sifat gorengnuya,baunya maupun rasanya.tolak ukur
kualitas iniadalah angka asam lemak bebasnya
(free fatty acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat
ketengikan dan kadar air.
Penentuan sifat
fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak tertentu. Data
ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka Reichert
Meissel,angka polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi titik
cair,angka kekentalan,titik percik,komposisi asam-asam lemak ,dan sebagainya.
a. Analisa Lemak dan Minyak
Penentuan
Sifat Lemak Minyak
Jenis-jenis
lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya . Pengujian
sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
Penentuan
angka penyabunan
Angka
penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara
kasar .Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai
karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan
mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minya mempunyai berat
molekul yang besar ,mka angka penyabunan relatif kecil . angka penyabunan ini
dinyatakan sebagai banyaknya (mg)
NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu
gram lemak atau minyak.
Angka penyabunan
Penentuan angka ester
Angka ester
menunjukkan jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai ester. Angka
ester dihitung dengan selisih angka penyabuanan dengan angka asam.
Angka ester =
angka penyabunan –angka asam.
Penentuan
angka iodine
Penentuan
iodine menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak penyusunan lemak dan minyak. Asam
lemak tidak
jenuh mampu mengikat iodium dan
membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iodine yang diikat
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam
asam lemaknya. Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang
diikat oleh 100 gram lemak atau minyak.
Angka
titrasi
Penentuan
angka Reichert-Meissel
Angka Reichert-Meissel
menunjukkan jumlah asam-asam lemak yang dapat larut dalam air
dan mudah menguap. Angka ini dinyatakan
sebagai jumlah NaOH 0,1 N dalam ml yang digunakan unutk menetralkan
asam lemak yang menguap dan larut dalam air yang diperoleh dari penyulingan 5
gram lemak atau minyak pada kondisi tertentu. asam lemak yang mudah
menguap dan mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.
Angka
Reichert-Meissel = 1,1 x (ts – tb)
Dimana ts
= jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi sampel
tb
= jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi blanko
Penentuan
Kualitas Lemak
Faktor penentu
kualitas lemak atau minyak,antara lain:
Penentu
angka asam
Angka asam
menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau
minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam
satu gram lemak atau minyak.
Angka asam
Penentuan
angka peroksida
Angka peroksida
menunjukkan tingkat kerusakan dari lemak atau minyak.
Angka
peroksida
Penentuan asam
thiobarbiturat(TBA)
Lemak yang
tengik mengandung aldehid dan kebanyakan sebagai monoaldehid.
Banyaknya monoaldehid dapat ditentukan dengan jalan destilasi lebih
dahulu. Monoaldehid kemudian direaksikan dengan thiobarbiturat sehingga
terbentuk senyawa kompleks berwarna merah. Intensitas warna merah
sesuai dengan jumlah monoaldehid dapat ditentukan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 528 nm.
Angka TBA = mg
monoaldehida/kg minyak
Penentuan
kadar minyak
Penentuan kadar air dalam minyak
dapat dilakukan dengan cara thermo gravimetrri atau cara thermovolumetri.
Kadar air
= x100%
5. Kegunaan Lemak
dan Minyak
Lemak dan
minyak merupakan senyawaan organik yang penting bagi kehidupan
makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain:
1. Memberikan
rasa gurih dan aroma yang spesifik
2. Sebagai
salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul
3. Sumber energi
yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena
lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan
menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau minyak.
Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram
protein atau karbohidrat. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang
digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi
kering.
4. Memberikan
konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
5. Memberikan
tekstur yang lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.
6. Minyak
nabati adalah bahan utama pembuatan margarine
7. Lemak
hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega
8. Mencegah timbulnya penyumbatan
pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial.
6. Sifat-sifat
Lemak dan Minyak
6.1
Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1. Bau
amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin
2. Bobot
jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperature
kamar
3. Indeks
bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan
untuk pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak
tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil),
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam
dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
5. Titik
didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6. Rasa pada lemak
dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang
berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau
lemak.
7. Titik
kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan
pelarut lemak.
8. Titik
lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak/lemak
9. shot
melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama
dari minyak / lemak
10. slipping
point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya
6.2
Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi
bertujuan untuk asam-asam lemak bebas
dari trigliserida,menjadi bentuk ester.
2. Hidrolisa
Dalam reaksi
hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asamasam lemak
bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak.
Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan
minyak tersebut.
3. penyabunan
Reaksi ini dilakukan
dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan
telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol
dipulihkan dengan penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses
hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon
asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak
didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring .
Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,
tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Oksidasi
Oksidasi dapat
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
7. Perbedaan Antara Lemak dan Minyak
Perbedaan antara lemak dan
minyak antara lain, yaitu:
Pada temperatur kamar lemak
berwujud padat dan minyak berwujud cair
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak
hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak nabati)
Komponen minyak terdiri dari gliserrida
yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki
asam lemak jenuh
Penentuan
Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak
Penentuan
bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat
dalam minyak atau lemak. Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan
umur dari minyak atau lemak tersebut.
Analisa minyak
dan lemak yang umumnya banyak dilakukan dalam bahan makanan adalah penentuan
sifat fisik maupun kimiawi yang khas mencirikan sifat minyak tertentu sehingga
dapat dianalisa dengan bilangan asam pada suatu sampel.
Bilangan asam
adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat
molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan
sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan asam lmak bebas
yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Bilangan asam
yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula, yang berasal dari
hidrolisa minyak atau lemak, ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik.
Makin tinggi bilangan asam, maka makin rendah kualitasnya.
Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi/ deesterifikasi/ hidrolisislemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun. Reaksihidrolisis lemak adalah
sebagai berikut:
Trigiserida + 3
H2O --> asam lemak + gliserol
Banyaknya asam
lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atauminyak dinyatakan dengan
bilangan asam. Bilangan asam merupakan jumlahmiligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yangterdapat dalam satu gram lemak atau minyak.
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas danditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai
indikator. Alkohol netral panasdigunakan sebagai pelarut netral supaya tidak
mempengaruhi pH karena titrasi inimerupakan titrasi asam basa. Alkohol
dipanaskan untuk meningkatkan kelarutanasam lemak. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi asam dengan basa yang menghasilkan garam. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
C17H29COOH +
KOH --> C17H29COOK + H2O
Penentuan
Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak
Bilangan
penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang di perlukan untuk menyabunkan satu
gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan
dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan
trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau
lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL
sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
Dalam
penetapan bilangan penyabunan, miasalnya larutan alkali yang digunakan adalah
larutan KOH , yang diukur dengan hati-hati kedalam tabung dengan buret atau
pipet.
Besarnya
jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak
jenuh , ikatan rangkap yang terdapat pada minyak yang tak jenuh akan bereaksi
dengan iod. Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi akan mengikat
iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram
KOH yang diperlukan
Untuk
menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau
lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH
akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi denngan satu
molekul minyak atua lemak, larutan alkali yang tinggi ditentukan dengan titrasi
menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.
Angka
penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang
disusun oleh sam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat
molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan
sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka
penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya
(mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak (
Herina, 2002).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN
BAHAN
Alat yang digunakan :
|
Bahan yang dipakai :
|
1. Erlenmeyer
asah + tutup 250mL
|
1. KOH alkohol 0,5 N
|
2. Gelas
kimia
|
|
2. HCl 0,5 N
|
|
3 . Pendingin
refluks
|
3. Alkohol teknis
|
4. Buret
|
4. Indikator Phenolptalein (PP)
|
5. Erlenmeyer
|
5. Sampel minyak
|
6. Pipet
tetes
|
6. Aquadest
|
7. Corong
|
|
8. Pengaduk
|
|
9. Pipet volume
25mL
|
|
10.
Neraca digital
|
3.2 PROSEDUR
KERJA
Rumus : Angka
penyabunan
Penentuan
bilangan penyabunan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pembuatan
KOH alkoholis 0,5 N
Ditimbang 6
gram tablet KOH murni, dilarutkan dengan etanol 95% sampai volume
250 ml. Larutan
itu dibiarkan semalam dalam botol tertutup. Kemudian disaring
dan
distandarisasi dengan HCl 0,5 N menggunakan indikator pp.
2. Standarisasi
KOH alkoholis 0,5
Diambil 10 ml
KOH alkoholis 0,5 N yang telah dibuat menggunakan pipet ukur,
masukkan dalam
erlenmeyer. Titrasi menggunakan HCl 0,5 N menggunakan
indikator pp.
Titrasi dilakukan tiga kali (triplo).
3. Penentuan
angka penyabunan
DItimbang 2 gram
sampel minyak/lemak dalam erlenmeyer 500 ml. Ditambahkan 25 ml KOH alkohol 0,5
N, lalu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin udara (pendingin tegak) dan
dididihkan diatas penangas listrik selama 30 menit. Didinginkan dan dititar
dengan HCl 0,5 N dengan menggunakan indikator PP (misalnya diperlukan a ml HCl
0,5 N). Dikerjakan juga blanko (misalnya diperlukan b ml HCl 0,5 N).
3. Pengamatan
ü Bobot sampel =
2,0179 g
ü Volume larutan
penitar =
17,91 ml
ü Volume larutan blanko =
18,49 ml
ü Warna larutan sebelum penambahan indikator(pp) = putih
ü Warna larutan setelah penambahan indikator(pp) = merah muda
ü Warna larutan setelah tercapai titik akhir = putih
4. Perhitungan
Bilangan penyabunan = ( b-a)ml- x N HCl x 56,1 x 100%
g sampel
= ( 18,49 - 17,91 )ml x 0,3411 meq/ml x56,1 mg/meq
2,0179 g
= 5,54 mg/g
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN :
Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan
bilangan penyabunan sampel minyak goreng sebanyak 5,54 mg/g.
Makassar,02/oktober/2014
pembimbing praktikum praktikan
(...............................................) (...Munawwarah...)
pembimbing praktikum praktikan
(...............................................) (...Munawwarah...)
DAFTAR
PUSTAKA :
·
http://www.scribd.com/doc/50182776/45/Penentuan-Bilangan-Penyabunan
Queen Casino Review & Bonus - CasinoInJapan
BalasHapusQueen Casino 카지노 is rated 2.2 out of 5 in 2021 and has 818 Reviews from our members. It's good for クイーンカジノ business and is a good choice for travellers.